header-int

Peran Institusi Pendidikan Hadapi Ancaman Perang Asimetris

Rabu, 20 Mar 2024, 15:15:20 WIB - 1208 View
Share
Peran Institusi Pendidikan Hadapi Ancaman Perang Asimetris

Pada Sabtu (01/10/2016), Ikatan Alumni Universitas Indonesia bersama dengan Satuan Resimen Mahasiswa Universitas Indonesia (Wira Makara) menyelenggarakan seminar bertajuk “Seminar Bela Negara Sehari: Ancaman Peperangan Asimetris dan Perang Asimetris”. Peran lembaga pendidikan sebagai salah satu unsur penting pertahanan negara.

Seminar yang berlangsung di Auditorium Gedung 9 FIB UI ini mempertemukan tiga pakar di bidang pertahanan negara yaitu Profesor Budi Susilo Soepandji, DEA (Gubernur Lemhanas 2011-2016, Guru Besar Fakultas Teknik UI), Wakil Presiden Marsekal (purnawirawan) Dr. Koesnadi Kardi, MSc., MDef., RCDS (Kepala Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pertahanan 2005, Rektor UPN Jakarta 2011-2014), kemudian Dr. Agus Hasan “Yono” Reksoprojo (Tim Ahli Panglima TNI Bidang C4ISR dan Pengurus Menwa Iluni UI).

Acara yang juga dihadiri oleh Direktur Kemahasiswaan UI Arman Nefi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang strategi perang (peran strategis kaum intelektual) lembaga pendidikan dalam menghadapi ancaman perang asimetris. Yono, mantan pakar Panglima TNI dan Pengurus UI Iluni Menwa, menjelaskan perang asimetris adalah peran yang mengabaikan aturan yang disepakati masyarakat dunia tentang bagaimana perang harus dilakukan.

“Pihak gemetar tidak perlu mengirimkan pasukan ke depan medan perang  dan senjata berat seperti perang konvensional, namun tetapi dapat menguasai sumber daya lawan,” kata Yono .

Ancaman perang asimetris di Indonesia sangat beragam. Menurut mantan Rektor UPN Kusnadi, ancaman perang asimetris bisa berupa berkembangnya radikalisme atau terorisme, penguasaan sumber daya oleh negara lain, pencurian sumber daya laut oleh kapal asing, dan ketergantungan berlebihan terhadap produk luar negeri.

Dalam hal ini, dunia pendidikan merupakan unsur penting dalam bela negara, karena dunia pendidikan merupakan wadah pemikir (think tank) yang strategis untuk mencetak warga negara yang sadar. Dengan bela negara yang bermental nasionalis dan patriotik, warga sadar bahwa ancaman tidak hanya datang secara fisik, tapi juga melalui aspek kehidupan sehari-hari, seperti ketahanan pangan, pandangan radikal, dan arus informasi hipersonik yang tak terbendung.

Untuk memperkuat peran lembaga pendidikan dalam mencegah peran asimetris, Gubernur Lemhanas RI Budi Susilo merekomendasikan beberapa hal, antara lain agar lembaga pendidikan nasional mendefinisikan kembali makna negara sebagai sesuatu yang patut dipertahankan dan patut mendapat perhatian atas permasalahan geopolitik saat ini. keadaan.

“Lembaga pendidikan juga harus berpartisipasi aktif dalam menentukan arah kebijakan pemerintah yang sangat dipengaruhi oleh ketahanan nasional di sektor Jaringan Keuangan Nasional dan Jaringan Multimedia Nasional,” ujar guru besar Fakultas Kedokteran ini. . Lingkungan pengguna. Rekayasa. .

Seminar yang dihadiri anggota Resimen Mahasiswa (Menwa) dari beberapa perguruan tinggi lain ini hadir dengan tujuan untuk menegakkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002, khususnya Undang-Undang Nomor 2 (d) tentang Penyelenggaraan Pertahanan Negara melalui pembinaan profesional. jasa. oleh alumni Resimen Mahasiswa UI.

Unidha STKIP Nasional memiliki legalitas yang sah oleh Kemenristek DIKTI yang telah terakreditasi , dan semua program studi telah terakreditasi BAN-PT dan LAM-Pendidikan. Dengan sarana dan prasarana yang lengkap untuk mendukung seluruh kegiatan perkuliahan dan Tri Dharma Perguruan Tinggi, seluruh dosen telah bergelar Master dan Doktor dari dalam dan luar negeri, yang memiliki kompetensi dan sertifikasi pada bidang ilmu pendidikan
© 2024 Universitas Indonesia Raya Follow Universitas Indonesia Raya : Facebook Twitter Linked Youtube