Apa itu deja vu? Mengetahui definisi dan teori sebab-sebab.
Déjà vu merupakan sebuah istilah yang kini sedikit diketahui masyarakat umum. Faktanya, hampir semua orang di dunia pernah mengalami déjà vu. Namun, banyak orang tidak mengetahui bagaimana hal ini bisa terjadi.
Meski déjà vu merupakan fenomena normal, namun terkadang juga bisa menjadi tanda penyakit tertentu, seperti demensia, epilepsi, dan migrain dengan aura. Mari kita simak lebih dekat fenomena déjà vu pada analisis berikut ini.
Apa itu deja vu?
Déjà vu adalah suatu keadaan di mana seseorang merasa pernah mengalami sesuatu, padahal belum pernah mengalaminya atau baru mengalaminya pada saat itu juga. Misalnya saja ketika seseorang baru pertama kali mendaki gunung namun merasa sudah pernah melakukannya.
Déjavu berasal dari bahasa Perancis “déjà vu” yang berarti “terlihat”. Fenomena ini paling sering terjadi pada kaum muda (15 hingga 25 tahun) dan pada orang yang sering mengalami mimpi sadar (lucid dream).
Penyebab déjà vu
Kami belum mengetahui secara pasti apa penyebab deja vu. Namun fenomena ini dikaitkan dengan berbagai teori dan penyakit tertentu. Berikut penjelasan masing-masingnya.
1. Teori persepsi bersama
Teori ini menyatakan bahwa penyebab déjà vu adalah satu atau lebih ingatan yang muncul di otak ketika seseorang melihat sekilas sesuatu yang mungkin terjadi secara kebetulan pada dua waktu atau kesempatan berbeda.
Hal ini misalnya memperlancar sirkulasi di suatu kawasan tertentu. Namun, karena Anda perlu berkonsentrasi dalam berkendara dan memperhatikan jalan di depan Anda, Anda cukup melihat sekeliling lalu melupakannya.
Pada titik ini, otak Anda mulai membentuk ingatan akan hal-hal yang Anda lihat, meskipun informasinya terbatas. Jadi, jika Anda kembali lagi ke kawasan ini di lain waktu, Anda akan mendapat kesan pernah melihatnya sebelumnya, meskipun itu merupakan kelanjutan dari pengalaman Anda sebelumnya.
2. Teori memori.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Psychological Science, déjà vu terkait dengan cara seseorang menyimpan dan memproses ingatannya. Studi tersebut juga menemukan bahwa déjà vu dapat terjadi sebagai respons terhadap peristiwa yang sama yang pernah dialami orang tersebut tetapi tidak diingatnya. Singkatnya, memori teoretis berkembang di tempat yang berbeda tetapi secara praktis dalam suasana yang sama atau dalam penyajian gambar yang sama.
3. Kejang pada lobus temporal
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa déjà vu mungkin disebabkan oleh perubahan aktivitas listrik di lobus temporal otak. Lobus temporal merupakan bagian otak yang berfungsi sebagai penyimpan memori.
Déjà vu juga biasa dialami oleh orang yang mengalami kejang lobus temporal sesaat sebelum satu atau lebih kejang. Selain pengalaman déjà vu, pasien sering kali mengalami halusinasi dan ketakutan yang tidak rasional sesaat sebelum serangan dimulai.
4. Cara kerja korteks hidung
Penyebab déjà vu lainnya adalah berfungsinya korteks rhinal, yaitu bagian otak yang mengenali perasaan akrab atau familiar. Bagian otak ini dapat diaktifkan tanpa mengaktifkan hipokampus yang berfungsi sebagai penyimpan memori.
Kondisi ini mungkin menjelaskan mengapa seseorang yang mengalami déjà vu merasa seperti sesuatu yang familiar, namun tidak dapat mengingat kapan atau di mana mereka mengalaminya sebelumnya.
5. Gangguan peredaran darah otak
Pengalaman Déjà vu juga bisa disebabkan oleh gangguan pada sirkuit otak jangka pendek (hubungan pendek) dan jangka panjang (hubungan jangka panjang). Ketika otak memproses informasi yang diterimanya, ia dapat langsung mengirimkannya ke bagian otak yang menyimpan memori jangka panjang. Oleh karena itu, seseorang bisa saja mengalami déjà vu, seolah-olah melihat atau mengalami suatu peristiwa di masa lalu yang sedang terjadi.
Faktor risiko
Ada beberapa kelompok orang yang lebih rentan mengalami déjà vu:
Orang dengan tingkat pendidikan tinggi.
Orang dengan pendapatan tinggi.
Orang bepergian dengan warna ungu.
Orang yang mengingat mimpinya.
Orang yang terbuka dan reseptif.
Apakah deja vu berbahaya?
Déjavu adalah kondisi normal dan tidak berbahaya. Pasalnya, fenomena ini biasanya terjadi pada setiap orang setidaknya beberapa kali dalam setahun. Namun, déjà vu mungkin merupakan tanda adanya masalah medis, khususnya terkait fungsi otak.
Jadi sampai situ dulu pembahasan aku tentang Apa Itu Dejavu yang pasti menambah wawasan kalian.